Romantisme Keluarga

Noor Adn
2 min readApr 4, 2021
Photo by Caroline Hernandez on Unsplash

Kita hidup di dunia ini tidak lepas dengan yang namanya keluarga. Kita semua adalah manusia yang dimana dilahirkan oleh sosok yang hebat. Kita tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga terdekat kita. Keluarga merupakan sebuah akademi pertama kali saat kita mengeksplorasi dunia ini. Kita belajar, bermain, serta beradaptasi dari sebuah keluarga.

Kita di didik oleh orang tua kita dan menjadi bagian anggota dari keluaga kira. Kita diasuh dan dibesarkan oleh orang tua di dalam keluarga, sehingga kita dapat lebih baik memahami dunia. Dalam berkehidupan keluarga tentunya kita menginginkan sebuah keharmonisan, dimana setiap anggota keluarga dapat hidup berdampingan dengan rasa aman, sentosa, dan bagahia.

Kehidupan dalam suatu keluarga merupakan suatu kehidupan yang cukup penting dan krusial bagi seseorang, terlebih lagi bagi seseorang pada masa “golden age” atau pada masa kanak-kanak. Keharmonisan keluarga mutlak diperlukan untuk mewujudkan keluarga yang dapat bahagia serta dapat bertahan hingga nanti.

Sebaliknya, dengan ketiadaannya keharomonisan tersebut, komponen-komponen keluarga dapat terancam dan terganggu kehidupan keluarganya. Lebih parah lagi, keluarga yang tidak harmonis akan dapat memecah belah dan membuat kerusakan.

Contohnya yaitu apabila terdapat ketidakharmonisan antara suami dan istri, timbul ketidakcocokan antar satu dengan lainya, sehingga berpotensi terjadinya permusuhan dan pertikaian hebat, yang selanjutnya biasanya dapat berakhir pada perceraian jika masalah tersebut tidak segera diatasi.

Oleh karena keharmonisan keluarga merupakan suatu komponen yang harus dimiliki dalam keluarga, maka sudah sepantasnya kita sama-sama belajar bagaimana cara membangun atau membuat keluagra kita menjadi harmonis. Beberapa hal diantaranya untuk mengusahakan keluarga kita bisa bahagia adalah dengan selalu bersikap jujur dan terbuka.

Selain itu, kita juga harus bijak dalam menghadapi suatu permasalahan, kita tidak boleh bersifat egois dalam memutuskan setiap perkara. Sudah sepantasnya kita bermusyawarah atau berdiskusi dengan keluarga kita. Diskusi tersebut dapat dibawakan dengan pembawaan ringan, agar diskusi tersebut dapat tetap menimbulkan kenyamanan, diskusi juga tidak perlu dilakukan secara berlebihan, cukup dengan orang-orang yang memang berhubungan saja yang kita ajak bicara.

Ada sebuah teladan menarik yang dapat kita jadikan referensi dalam konteks keharmonisan dalam keluarga, pada kali ini saya akan coba bawakan mengenai keharmonisan Nabi Muhammad shallalahu ‘alaihi wa sallam terhadap keluarga beliau, dan memang seharusnya kita umat Islam dituntut untuk mengikuti Sunnah beliau, karena beliau merupakan uswah hasanah (suri tauladan yang baik).

Diantara perbuatan yang dicontohkan tersebut adalah perlakuan Nabi terhadap istri-istrinya adalah dengan memanggil dengan sapaan hangat serta baik, serta selalu berusaha untuk tidak menyakiti isti-istri beliau. Tidak hanya pada istrinya, Rasul pun dalam hubungan kepada anggota keluarga lainya juga harmonis, misalnya pada kakeknya, cucu-cucunya, maupun dengan anaknya sendiri.

Selain hal tersebut, sangatlah penting bagi kita semua untuk senantiasa memperhatikan dan memperbaiki hubungan kita dengan Allah, yang Maha Penyayang lagi Maha Lembut. Kita memohon kepada Allah agar keluarga kita senanitasa dalam keadaan yang harmonis, serta dijauhkan dari segala bencana dan malapetaka yang dapat mengancam keluarga. Aamiin…

--

--